Qana'ah adalah merasa cukup apa yang ada yang telah Allah
berikan dan Allah tentukan.
“Ketika seorang mukmin memahami nilai dunia dan hakikat
kehidupan di dunia; ketika hati seorang mukmin digenangi oleh keimanan dan
makrifat tentang Allah Subhanahu wa Ta”ala, nama-nama, dan sifat-sifat-Nya;
maka ketika itu; dari pemahaman dan keimanan itu, akan lahirlah karakter mental
yang sungguh berharga, yaitu qona’ah. Itulah sebuah harta kekayaan yang tidak
ada habisnya.” Demikian yang disampaikan oleh Syaikh Abdullah bin Abdul Hamid
Al Atsari dalam bukunya “Qona’ah, Kekayaan Tiada Habisnya.”
7 Faidah Qana'ah:
a. Hati akan dipenuhi dengan ketenangan juga dengan
keimanan kepada Allah
Seorang yang qana’ah akan yakin terhadap ketentuan yang
ditetapkan Allah ta’ala sehingga diapun ridha terhadap rezeki yang telah
ditakdirkan dan dibagikan kepadanya.Ia beriman bahwa Allah ta’ala telah
menjamin dan membagi seluruh rezeki para hamba-Nya, bahkan ketika sang hamba
dalam kondisi tidak memiliki apapun. Sehingga, dia tidak akan berkeluh-kesah
mengadukan Rabb-nya kepada makhluk yang hina seperti dirinya.
b. Memperoleh kehidupan yang baik
Kehidupan yang baik tidaklah identik dengan kekayaan yang
melimpah ruah. Oleh karenanya, sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan kehidupan yang baik dalam ayat [An-Nahl: 97] adalah Allah
memberikannya rezeki berupa rasa qana’ah di dunia ini, sebagian ahli tafsir
yang lain menyatakan bahwa kehidupan yang baik adalah Allah menganugerahi
rezeki yang halal dan baik kepada hamba [Tafsir ath-Thabari 17/290; Maktabah
asy-Syamilah].
c. Mampu merealisasikan syukur kepada Allah
Seorang yang qana’ah tentu akan bersyukur kepada-Nya atas
rezeki yang diperoleh. Sebaliknya barangsiapa yang memandang sedikit rezeki
yang diperolehnya, justru akan sedikit rasa syukurnya, bahkan terkadang dirinya
berkeluh-kesah. Nabi pun mewanti-wanti kepada Abu Hurairah:
“Wahai Abu Hurairah, jadilah orang yang wara’ niscaya
dirimu akan menjadi hamba yang paling taat. Jadilah orang yang qana’ah, niscaya
dirimu akan menjadi hamba yang paling bersyukur” [HR. Ibnu Majah: 4217].
d. Memperoleh keberuntungan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa
seorang yang qana’ah akan mendapatkan keberuntungan.
“Keberuntunganlah bagi seorang yang diberi hidayah untuk
memeluk Islam, kehidupannya cukup dan dia merasa qana’ah dengan apa yang ada”
[HR. Ahmad 6/19; Tirmidzi 2249].
e. Terjaga dari berbagai dosa
Karena sumber dari segala bencana dan dosa adalah karena
kecintaannya pada dunia dan tidak merasa puas apa yang telah Allah berikan
f. Kekayaan sejati terletak pada sifat qana’ah
“Kekayaan itu bukanlah dengan banyaknya kemewahan dunia,
akan tetapi kekayaan hakiki adalah kekayaan (kecukupan) dalam jiwa (hati)” [HR.
Bukhari: 6446; Muslim: 1051].
g. Memperoleh kemuliaan
Kemuliaan terletak pada sifat qana’ah sedangkan kehinaan
terletak pada ketamakan. Mengapa demikian, karena seorang yang dianugerahi
sifat qana’ah tidak menggantungkan hidupnya pada manusia, sehingga dirinya pun
dipandang mulia. Adapun orang yang tamak justru akan menghinakan dirinya di
hadapan manusia demi dunia yang hendak diperolehnya.
Cara memperoleh sifat Qana'ah:
1. Mempunyai pengetahuan tentang agama dan pengetahuan
tentang Allah dengan segala sifatNya (ma'rifat)
2. Meningkatkan keimanan
3. Memahami tentang Ketentuan Allah bahwa itu adalah
kehendak Allah dan itu adalah yang terbaik
4. Berdo'a dan banyak memohon kepada Allah SWT
5. Melihat kepada orang-orang yang kurang beruntung dalam
hal dunia
6. Selalu berharap ridho Allah, dsb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar