Pada suatu hari ada seorang raja yang gelisah,
ditengah harta berlimpah, istri yang cantik, kehidupannya hampir tidak memliki
kekurangan apapun dalam materi tetapi raja itu merasa gelisah, tidak tahu apa
yang membuat hidup gelisah. Maka pada suatu malam sang raja keluar dari istana
untuk mencari pengobat rasa gelisahnya.
Raja memutuskan menyamar dan mengembara. Di
sebuah desa, ia menemukan beberapa
penduduk yang terus menerus mengeluh hidup kekurangan. Ditempat yang tidak jauh
sang raja melihat ada pedagang kaya raya tetapi terus menerus mengomel dan
marah karena hari itu tidak untung besar.
Melihat kenyataan hidup seperti itu sang raja
semakin tidak mengerti, apa yang sebenarnya yang dicari dalam hidup ini. Disaat
raja menerung dan putus asa tiba-tiba terdengar suara seseorang,
‘Alhamdulillah, pekerjaan hari ini sudah selesai. Alhamdulillah, malam ini
sudah makan. Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah sekarang waktunya untuk
istirahat.’ ucapnya.
Suara itu benar-benar menggetarkan jiwa sang
raja, mampu merasakan kebahagiaan dan kedamaian dihatinya. Sang raja mencari
sumber suara itu, dia tertegun dan terpaku ternyata suara itu berasal dari
seorang pemuda yang mengenakan pakaian lusuh yang nampak tertidur pulas di
gudang penyimpanan barang. Melihat pemuda itu, sang raja meneteskan air mata
betapa kebahagiaan justru hadir pada orang yang dipandang sebelah mata
sementara dirinya sebagai raja yang berlimpah harta dan kekuasaan hidup dalam
penderitaan.
Pesan kisah diatas, kita dapat melihat bahwa
kunci kebahagiaan itu sebenarnya ada dalam hati kita. Suasana hati kita
tergambar dalam kehidupan sehari-hari, senang, sedih, tertawa, menangis,
terdiam, tersenyum. Kunci kebahagiaan tidak dapat ditemukan dari harta
berlimpah ataupun kekuasaan melainkan pada hati yang tenteram.
‘(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah! hanya dengan
mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.’ (ar-Raad : 28)
http://alkadir.wordpress.com/2010/07/29/hati-yang-gelisah/
http://alkadir.wordpress.com/2010/07/29/hati-yang-gelisah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar