Bagi orang yang beriman, musibah sudah menjadi bagian dari
hidupnya. Bagaikan dua sisi mata uang yang tak bisa terpisahkan, sesuai dengan
firman Allah SWT dalam Surat Al Ankabut: "Apakah manusia itu mengira bahwa
mereka dibiarkan saja mengatakan: " kami telah beriman", sedang
mereka tidak diuji lagi?"
Hidup manusia ini sesungguhnya adalah ujian. Orang yang
kaya dicoba dengan hartanya, apakah dia membelanjakan di jalan yang benar atau
tidak. Yang berilmu diuji dengan ilmunya, apakah dia memanfaatkan ilmu yang
telah Allah SWT anugrahkan kepadanya atau malah menyembunyikannya, bahkan Si
miskin pun dicoba dengan kemiskinannya apakah dia sabar atau tidak. Maka tidak
ada orang mu'min yang terlepas dari ujian Allah SWT.
Penyikapan manusia atas ujiannya adalah cara bagaimana
Allah SWT mengetahui mana yang tetap pada jalan-Nya dan mana yang berbelok
dari-Nya. Bagi orang yang tetap di jalan-Nya, hidupnya akan selalu diliputi
dengan rasa nyaman dan hatinya selalu tentram, karena dia yakin, semua yang
ditimpahkan kepadanya adalah yang terbaik baginya menurut Allah SWT. Dia selalu
berbaik sangka (khusnudzon).
Sebaliknya orang yang selalu berburuk sangka. Hidup orang
ini selalu diliputi rasa gelisah, kurang bersyukur, malah kadang sampai kufur.
Nau'zubillah min dzalik.
Tidak mudah memang untuk selalu menerima keputusan yang
telah Allah SWT tentukan untuk kita, kecuali orang-orang yang sudah benar-benar
kuat imannya. Namun bukan berarti tidak mungkin. salah satu caranya dengan
membiasakan diri membaca shalawat.
Hal ini berdasarkan sabda Nabi SAW, "Barangsiapa yang
mendapatkan kesulitan, maka perbanyaklah membaca shalawat untukku, karena
sesungguhnya ia dapat mengatasi berbagai masalah dan menghilangkan
kegelisahan".
Dan ketika sudah membacanya berkali-kali, maka akan terasa
sekali manfaatnya. Hati yang sebelumnya gundah gelisah, akan terasa tentram dan
lapang. Wallahu 'alam bish shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar