Minggu, 29 Juli 2012

Kisah inspiratif

Di sebuah kampung nelayan ada seorang pemuda yang dikenal sebagai ‘pemuda yang gagal’. Setiap kali ia berlayar hendak menangkap ikan pemuda ini selalu saja kembali dengan perahu kosongnya tanpa seekorpun ikan yang ia bawa. Sekalipun ada, terhitung sangat sedikit bila dibandingkan tangkapan nelayan muda lainnya.

Suatu hari, dengan tekad mematahkan anggapan jelek nelayan lain tentang dirinya, ia berlayar jauh ke suatu tempat yang tidak satupun nelayan lain pernah mengayuhkan perahunya ke sana untuk menangkap ikan. 1, 2, 3 hari berlalu, tak satu orang pun dari penduduk kampong nelayan yang melihat si pemuda ini kembali menepi ke kampungnya itu. Hingga satu bulan pun berlalu, di hari ke empat puluh kepergiannya akhirnya beberapa nelayan dari penduduk kampong pun bergegas pergi melaut untuk mencari atau sitidaknya memastikan kondisi si pemuda gagal itu.

Singkat ketik pendek cerita, akhirnya mereka menemukan si pemuda gagal tersebut yang ternyata berada dalam kondisi yang masih hidup namun terlihat kelalahan sekaligus bingung dengan kondisi dirinya sendiri. Yang mencengangkan bagi para nelayan yang mencarinya ketika itu, si pemuda gagal ini ternyata berhasil mendapatkan ikan yang begitu besar melebihi besarnya perahu yang mereka tumpangi. Si nelayan pun bertanya,

Nelayan : “hai pemuda, kamu telah mendapatkan ikan yang begitu besar ini, lantas apa yang kamu lakukan disini?? Penduduk kampong sudah terlalu lama menunggu hasil tangkapanmu…”

Si Gagal : “di hari pertama aku berlayar pun aku sudah mendapatkan ikan besar ini. tapi aku bingung bagaimana aku harus membawa ikan ini
ke tepian…”
……………….

Apa ibroh yang bisa sahabat dapatkan dari sedikit kisah nelayan tersebut di atas???

Sedikit makna kisah yang bisa kita ambil diantaranya, bahwa sebenarnya apa dan siapapun makhluk-NYA, ALLAH SWT telah mencukupi rizkinya di dunia, bahkan nikmat-NYA melimpah melebihi apa yang kita butuhkan. Hanya saja banyak diantara kita yang belum mampu untuk kemudian menemukan atau menjemput pintu rizki itu hingga sampai ke pangkuan kita.

• ketika seorang bermata minus memakai kaca mata milik org lain yang berbeda ukuran kemampuannya boleh jadi ia tidak akan mampu melihat tulisan yang ia baca. Ketidakmampuannya melihat tulisan tersebut bukan karena tidak ada huruf-huruf dalam bacaan yang ia baca, melainkan karena ia tidak mampu melihatnya karena keterbatasan yang ada.

Banyak diantara kita yang menyandarkan rizkinya hanya pada satu pintu saja, padahal hakikatnya banyak sekali pintu-pintu rizki yang ALLAH bukakan untuk kita untuk kemudian kita masuk ke dalamnya. Mungkin memang dengan satu pintu itu ALLAH sudah mencukupi kebutuhan kita (tergantung pada bagaimana kita mensyukurinya), namun tidak bisa kita pungkiri bahwasannya manusia tidak pernah lepas dari yang namanya ‘keinginan’.

• “lapar cukup dengan sepiring nasi, tapi keinginan takkan cukup dengan segunung makanan pun”

Selain itu tidak sedikit pula diantara kita yang belum sampai menemukan siapa dirinya, seperti apa jati dirinya, seberapa besar potensinya, dan di mana letak potensi itu berada sudah lantas mengatakan ‘saya tidak bisa melakukannya’.

• Ingat “sebagian besar orang gagal terjebak pada kata ‘hampir berhasil’”

Kalau dalam firman-NYA ALLAH SWT mengatakan ‘tidaklah kutimpakan ujian kepada manusia melainkan sesuai dengan kesanggupannya’, maka demikian pula dengan bagaimana cara ALLAH melimpahkan rizki kepada makhluk-NYA. Tidaklah mungkin mendapatkan untung dari berdagang ketika kita tidak punya kemampuan berdagang yang baik atau bahkan tidak mau berdagang.

• “memancing di selokan hanya akan mungkin mendapatkan ikan gapi bukan ikan paus..!!”

Potensi manusia secara fisik memang jelas berbeda-beda dan itu menjadi ketentuan ALLAH semata, tetapi hakikat potensi sebenarnya tidak lantas datang begitu saja tetapi harus dibangun, ditingkatkan, dan dipelihara ketika memang sudah sampai pada porsinya.

ALLAH memberikan potensi yang berbeda-beda kepada manusia, akan tetapi bukan pada seberapa besar potensi yang ada pada kita yang menjadi ukuran seberapa besar rizki yang ALLAH limpahkan untuk kita yang pada akhirnya juga menjadi penilaian ALLAH kualitas hidup manusia, melainkan pada seberapa mampu diri kita untuk kemudian memaksimalkan sepenuhnya potensi yang telah ALLAH berikan kepada kita.

Tidak sedikit orang yang diberikan kecerdasan lebih untuk untuk meraih gelar sarjana, rizkinya tidak lebih dari seorang pedagang tamatan SMA misalnya. Banyak orang yang diberikan mata yang sempurna rizkinya tidak lebih dari seorang yang buta.
Lepas dari takdir yang menggariskannya, ini cara ALLAH mengangkat manusia pilihan-NYA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar