Jumat, 08 Juni 2012

Hikmah Diam Pada Saat Yang Tepat


Dikisahkan ada seorang lelaki miskin yang mencari nafkah dengan mengumpulkan kayu bakar dan menjualnya di pasar. Hasil yg didapatkan hanya cukup untuk makan, namun terkadang tak mencukupi kebutuhannya. Tetapi ia terkenal sebagai orang yang sabar.
Pada suatu hari, seperti biasanya dia pergi ke hutan untuk mengumpulkan kayu bakar lalu menjualnya ke pasar. Setibanya di pasar ternyata orang-orang sangat ramai dan agak berdesakan. Karena khawatir orang-orang akan terkena ujung kayu yang runcing, ia lalu berteriak, "Minggir,, minggir! Kayu bakar mau lewat!".
Orang-orang lalu memberinya jalan agar mereka tidak terkena ujung kayu. Sementara ia terus berteriak mengingatkan, tiba-tiba lewat seorang bangsawan kaya raya dihadapannya tanpa peduli peringatannya. Kontan saja ia kaget dan tak sempat menghindar. Akibatnya, ujung kayu bakar tersangkut di baju bangsawan itu dan merobeknya. Bangsawan itu langsung marah-marah tanpa menghiraukan keadaan penjual kayu bakar itu. Tak puas dengan itu, ia kemudian menyeret lelaki itu kehadapan hakim. Ia ingin menuntut ganti rugi atas kerusakan bajunya.
Sesampainya dihadapan hakim, orang kaya itu menceritakan kejadiannya serta maksud kedatangannya. Hakim lalu berkata, "Mungkin ia tidak sengaja." Bangsawan itu membantah, sementara penjual itu hanya diam. Setelah mengajukan beberapa kemungkinan yang selalu dibantah oleh bangsawan itu, akhirnya hakim mengajukan pertanyaan kepada tukang kayu bakar itu. Namun setiap kali hakim bertanya, ia tak menjawab. Hakim akhirnya berkata pada bangsawan itu, "Mungkin orang ini bisu sehingga dia tidak bisa memperingatkanmu ketika di pasar tadi.
Bangsawan itu agak geram mendengar perkataan hakim, "Tidak mungkin! Ia tidak bisu hakim. Aku mendengarnya berteriak di pasar. Tidak mungkin sekarang ia bisu!" dengan nada sedikit emosi. "Saya tetap minta ganti!".
Dengan tenang sambil tersenyum, hakim berkata, "Jika engkau mendengar teriakannya, mengapa engkau tidak minggir? Jika ia sudah memperingatkan, berarti ia tidak bersalah. Anda yang kurang memperdulikan peringatannya."
Mendengar keputusan hakim, bangsawan itu hanya bisa diam dan bingung. Ia baru menyadari bahwa ucapannya menjadi bumerang baginya. Akhirnya bangsawan itu pergi, lelaki penjual kayu bakar pun selamat dari tuduhan dan tuntutan hanya dengan berdiam saja,,

Semoga ada hikmah yang bisa kita kitapetik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar